Senin, 10 Januari 2011

5alat indra pada manusia

disusun oleh 
lelyp o simaremare NIM : 2010-21-008
rahayu novalita       NIM : 2010-21-011

Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah.
Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.
Manusia dapat berinteraksi dengan lingkungan uatau berinteraksi dengan sesame manusia karena adanya alat indra, manusia memiliki alat indra yang terdiri atas indra penglihatan, indra pendengar, indra peraba, indra pembau, dan indra pengecap
1. Indera Penglihatan / Penglihat = Mata
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang tidak memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk bergerak.
Mata merupakan organ indra yang komleks.Mata merupakan organ yang sangat penting. Untuk itu, mata dilindungi oleh alis mata dan kelopak matayang di lengkapi bulu mata . Alis mata berfungsi melindungi mata dari keringat. Fungsi kelopak mata adalah untuk mengatur cahaya yang masuk kemata, untuk membuka dan membuka mata.Pada kelopak mata terdapat kelenjar minyak yang berfungsi meminyaki bulu mata, di bawah kelopak mata terdapatkelenjar air mata atau glandula lakrimalis yang berfungsi membasahi dan memelihara mata tetap bersih dari kotoran.
Bagian terluardari mata adalahlapisan bening dan transparanyang di namakan kornea. Selain itu, mata di lapisi pula oleh selaput lender konjungtiva,kornea berfungsi untuk merefleksikan cahaya.orang yang menjalani cangkok mata bararti mengalami penggantian kornea.
Sebelah dalam kornea mata terdapat iris atau selaput pelangi yang mengandung pikmen. Pikmen pada iris atau selaput pelangi menentukan warna mata, seperti berwarna biru atau hitam. Penderita albino memiliki iris yang tidak berpikmen sehingga matanya mudah merasa silau dan selalu memicingkan mata




Antara kornea dan iris terdapat luar yang di namakan bilik luar. Pada iris terdapat lubang yang di namakanpupil atau anak mata. Lubang tipis berfungsi mengatur cahaya yang masuk ke mata. Di belakang iris terdapat lensa mataa yang bikonfeks yang mampu memipi atau mencembung, keadaan ini di namakan akomodasi. Untukmelihat benda jauh, lensa akan memipih, sedang kan untuk melihat benda dekat,lensa mencembung. Lensa mata di topang oleh otot siliaris yang berfungsi membantu dalam akomodasi. Antara iris dan lensa terdapat ruang yang di namakan bilik dalam, lensa mata berguna untuk menfokuskan cahaya yang masukkebola mata



Bilik depan bola mata terisi cairan aqueous. Adapun bilik dalam bola mata teriris oleh cairan vitreous yang di namakan pula badan vitreous, cairan vitreous adalah cairan albumen yang berwarna putih dan wujudnya seperti agar-agar. Bola mata memiliki tiga lapis dari dalam ke luar, yakni retina, khoroid, dan sclera. Bgian untuk menerima  bayangan benda pada retina di sebut bintik kuning. Bagian retina tempat masuknya sarap mata adalah bintik buta.
Pada retina terdapat ujung syaraf yang berbentuk kerucut dan yang berbentuk batang. Pada konus terdapat pikmen iodopsin yang berfungsi menerima bayangan benda benda dan berfungsi ketika melihat warna, orang akan mengalami buta warna jika iodoponi nya adalah konus mengalami kerusakan, basilus memiliki pikmen rodopsin yang berfungsi menerima bayangan ketika cahaya lemah dan barfungsi ketika tidak melihat cahaya , rodopsin di bentuk dari vitamin A dan protein
Pada bintik buta tidak terdapat konus dan basilus sehingga tidak dapat digunakan untuk melihat bayangan benda. Pada bintik kuning terdapat banyak konus dan sedikit basilus



Cahaya yang diterima mata akan masuk melalui kornea, pupil, lensa mata, badan vitrous dan jatuh pada bintik kuning. Pada bintik kuning dinamakan fovea. Hewan yang mencari makan pada malam hari memiliki lebih banyak sel batang pada bagian retinanya dari pada organisme yang mencari makan di siang hari
Indra penglihatan dapat mengalami gangguan atau kelainan. Benerapa cacat mata diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Miopi : (rabun dekat) cacat mata karena lensa mata terlalu cekungdan bola mata terlalui panjang. Hal ini dapat di bantu dengan dengan lensa cekung
2.      Hipermetropi : (rabun jauh) cacat mata karena lensa mata terlalu cembung dan bola mata terlalu pendek, sehingga bayangan jatu di belakang bola mata. Hal ini dapat di bantu dengan lensa cembung
3.      Astigmatisme kecembungankornea mata tidak merata sehingga bayangan kabur atau bayangan jatuh di atas retina
4.      Presbiopi : mata tuayang lensa matanya tidak teratur atau kurang elastic. Akibatnya padasaat melihat jarak dekan maupun jarak jauh, bayangan yang terbentuk tidak jelas
Seorang fisiologis berkebangsaan Inggris, F. F. Blackman, mengadakan percobaan dengan melakukan penyinaran secara terus-menerus pada tumbuhan Elodea. Ternyata, ada saat dimana laju fotosintesis tidak meningkat sejalan dengan meningkatnya penyinaran. Akhirnya, Blackman menarik kesimpulan bahwa paling tidak ada dua proses berlainan yang terlibat:
ada reaksi yang memerlukan cahaya dan tidak memerlukan cahaya.
Yang terakhir dinamai reaksi gelap, walau dapat berlangsung terus saat keadaan terang.
Teori ini diperkuat dengan mengulangi percobaan pada temperatur yang agak lebih tinggi. Seperti diketahui, kebanyakan reaksi kimia berjalan lebih cepat pada suhu lebih tinggi (sampai suhu tertentu). Pada suhu 35°C, laju fotosintesis tidak menurun sampai ada intensitas cahaya yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi gelap kini berjalan lebih cepat. Faktor bahwa pada intensitas cahaya yang rendah laju fotosintesis itu tidak lebih besar pada 35°C dibandingkan pada 20°C juga menunjang gagasan bahwa yang menjadi pembatas pada proses ini adalah reaksi terang. Reaksi terang ini tidak tergantung pada suhu, tetapi hanya tergantung pada intensitas penyinaran. Laju fotosintesis yang meningkat dengan naiknya suhu tidak terjadi jika suplai CO2 terbatas. Jadi, konsentrasi CO2 harus ditambahkan sebagai faktor ketiga yang mengatur laju fotosintesis itu berlangsung.
Jadi, secara umum fotosintesis terbagi menjadi dua tahap reaksi:
1.Reaksi Terang, yang membutuhkan cahaya
2.Reaksi Gelap, yang tidak membutuhkan cahaya
REAKSI TERANG
  • Tahap pertama dari system fotosintesis adalah reaksi terang
  • Reaksi ini memerlukan molekul air
  • Reaksi ini sangat bergantung kepada ketersediaan sinar matahari.
  • Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
  • Sinar matahari yang berupa foton yang terbaik adalah sinar merah dan ungu
  • Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna ungu (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600
    nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita
    sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau.
  • Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi.
  • Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi
  • Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari membran tilakoid berupa pigmen yang terdiri dari sistem cahaya yang disebut fotosistem
  • Dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I.
  • fotosistem I dan II sebagai sistem pembawa elektron
  • Fotosistem terdapat perangkat komplek protein pembentuk ATP berupa enzim ATP sintase.
  • Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang
    gelombang 680 nanometer,
  • sedangkan fotosistem I 700 nanometer.
  • Kedua fotosistemini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.
  • Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II(P.680)
  • Fotosistem II melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor
    elektron.
  • Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP , satuan pertukaran energi dalam sel.
  • Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti.
  • Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil.
  • Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.
  • Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida
  • Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH
  • Jadi P 700 ( Photosistem I ) menhasilkan NADPH2 , sedang Phoyosistem II (P 680) menghasilkan Oksigen dan ATP
  • Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, juga menghasilkan oksigen dan mengubah ADP dan NADP+ menjadi energi pembawa ATP dan NADPH2.
  • ATP dan NADPH2 inilah yang nanti akan digunakan sebagaienergi dalam reaksi gelap
  • Reaksi terang terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari pelipatan membran dalam kloroplas.
  • Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka disebut grana
Fotofosforilasi Siklik
Reaksi fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan satu fotosistem, yaitu fotosistem I. Dalam fotofosforilasi siklik, pergerakan elektron dimulai dari fotosistem I dan berakhir di fotosistem I.
  • Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, membuat elektron-elektron di P700 menjadi aktif karena rangsangan dari luar
  • elektron yang terbentuk itu kemudian keluar menuju akseptor elektron primer kemudian menuju rantai transpor elektron.
  • Karena P700 mentransfer elektronnya ke akseptor elektron, P700 mengalami defisiensi elektron dan tidak dapat melaksanakan fungsinya.
  • Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron pada fotosistem P 700 itu
  • Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak proton, yang memompa ion H+ melewati membran, yang kemudian menghasilkan gradien konsentrasi yang dapat digunakan untuk menggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP.
  • Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengan kembalinya elektron ke fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali melaksanakan fungsinya lagi
  • Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada semua organisme fotoautotrof.
Fotofosforilasi Nonsiklik
Reaksi fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi dua tahap yang melibatkan dua fotosistem klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II. Dalam fotofosforilasi nonsiklik, pergerakan elektron dimulai di fotosistem II, tetapi elektron tidak kembali lagi ke fotosistem II.
  • Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ + 1/2O2 + 2e-.
  • Dua elektron dari molekul air tersimpan di fotosistem II,
  • Sedang ion H+ akan digunakan pada reaksi yang lain
  • dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas.
  • Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua elektron yang ada di P680 menjadi tereksitasi dan keluar menuju akseptor elektron primer.
  • Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensi elektron, tetapi dapat cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil penguraian air tadi.
  • Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai transpor elektron, yang membawa mereka melewati pheophytin, plastoquinon, komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya sampai di fotosistem I, tepatnya di P700.
  • Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan "skema Z".
  • Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebut mengeluarkan energi untuk reaksi sintesis kemiosmotik ATP, yang kemudian menghasilkan ATP.
  • Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapat pasokan tenaga yang cukup besar dari cahaya matahari.
  • Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor, feredoksin, dan akhirnya sampai di ujung rantai transpor, dimana dua elektron tersebut telah ditunggu oleh NADP+ dan H+, yang berasal dari penguraian air.
  • Dengan bantuan suatu enzim bernama Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR, NADP+, H+, dan elektron tersebut menjalani suatu reaksi:
  • NADP+ + H+ + 2e- —> NADPH
  • NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan digunakan dalam reaksi Calvin-Benson, atau reaksi gelap.
Fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu sebagai berikut
FOTOFOSFORILASI SIKLIK
FOTOFOSFORILASI NONSIKLIK
Hanya melibatkan fotosistem I
Melibatkan fotosistem I dan II
Menghasilkan ATP
Menghasilkan ATP dan NADPH
Tidak terjadi fotolisis air
Terjadi fotolisis air untuk menutupi kekurangan elektron pada fotosistem II






Reaksi Gelap
  • Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis.
  • Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang disebut stroma.
  • Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas.
  • Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi katabolisme.
  • Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson.
  • Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat.
  • Jika diberikan gugus fosfat kedua dari ATP maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang nantinya akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap.
  • Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.



  • Pada fase fiksasi, 6 molekul ribulosa difosfat mengikat 6 molekul CO2 dari udara dan membentuk 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil
  • 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil itu kemudian pecah menjadi 12 molekul beratom C3 yang dikenal dengan 3-asam fosfogliserat (APG/PGA).
  • Selanjutnya, 3-asam fosfogliserat ini mendapat tambahan 12 gugus fosfat, dan membentuk 1,3-bifosfogliserat (PGA 1.3 biphosphat).
  • Kemudian, 1,3-bifosfogliserat masuk ke dalam fase reduksi, dimana senyawa ini direduksi oleh H+ dari NADPH, yang kemudian berubah menjadi NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid (PGAL) yang beratom 3C.
  • Selanjutnya terjadi sintesa , 2 molekul fosfogliseraldehid melepaskan diri dan menyatukan diri menjadi 1 molekul glukosa yang beratom 6C (C6H12O6).
  • 10 molekul fosfogliseraldehid yang tersisa kemudian masuk ke dalam fase regenerasi, yaitu pembentukan kembali ribulosa difosfat.(RDP/RuBP)
  • Pada fase ini, 10 molekul fosfogliseraldehid berubah menjadi 6 molekul ribulosa fosfat. Jika mendapat tambahan gugus fosfat, maka ribulosa fosfat akan berubah menjadi ribulosa difosfat (RDP),
  • RDP/RuBP kemudian kembali akan mengikat CO2 lagi , begitu setrusnya.
Reaksi gelap ini menghasilkan APG (asam fosfogliserat), ALPG (fosfogliseraldehid), RDP (ribulosa difosfat), dan glukosa (C6H12O6).
Dalam fotosynthesis kebutuhan karbon dioksida (CO2) pada reaksi gelap , akan dipenuhi dari udara yang masuk melalui stomata tanaman

Pada kebanyakan tanaman, fotosintesis berfluktuasi sepanjang hari sebagai stomata membuka dan menutup. Biasanya, stomata terbuka di pagi hari, menutup pada tengah hari, membuka kembali di sore hari, dan ditutup untuk baik di malam hari.


Karbon dioksida yang berlimpah di udara, sehingga tidak menjadi faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman.
Pada sistem penanaman tanaman dengan Greenhouse tertutup rapat mungkin tidak cukup memungkinkan udara luar untuk masuk dan dengan demikian mungkin kurangnya karbon dioksida yang cukup untuk pertumbuhan tanaman. Karbon dioksida generator digunakan untuk menghasilkan CO2 di rumah kaca untuk tanaman komersial seperti mawar, anyelir, dan tomat. Dalam rumah kaca rumah yang lebih kecil, es kering adalah sumber yang efektif dari CO2.

Fungsi Vitamin A Mencegah Xerophthalmia


Vitamin A berfungsi dalam penglihatan…………?? Karena didalam mata, retinol bentuk vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah – ungu ( visual purple ) atau rodopsin. Rodopsin ada di dalam sel khusus di dalam retina mata yang dinamakan rod. Bila cahaya menenai retina, pigmen visual ungu – merah ini berubah menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi rangsangan elektrokimia yang menghambat sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual.

Selama proses ini terjadi sebagian besar dari vitamin A dipisahkan dari protein dan diubah menjadi retinol. Sebagian besar retinol ini diubah kembali retinal, yang kemudian mengikat opsin lagi untuk membentuk redopsin. Sebagian kecil retinol hilang selama proses ini dan harus diganti oleh darah. Jumlah retinol yang tersedia di dalam darah menentukan kecepatan pembentukan kembali redopsin yang kemudian bertidak kembali sebagai bahan reseptor di dalam retina. Penglihatan dengan cahaya samara-samar/buram baru bias terjadi bila seluruh siklus ini selesai.



Vitamin A makanan dalam bentuk retinol ester dan sebelum diserap dalam pencernaan di ubah menjadi retinol. Dari mukosa sel retinol tersebut diesterfikasikann kembali, kemudian diangkut kembali oleh khilomikron, di bawa ke hati dan di simpan.

Xerophthalmia yaitu rabun senja, sirosis konjungtiva dan kornea atau mata menjadi keruh atau kering, bintik bitot, keratinisasi konjungtiva dan konea, nekrosis kornea. Xerophthalmia yang terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan keratomalasia, sepsis dan kematian.

Konsumsi vitamin A yang tidak adekuat menyebabkan simpanan dalam tubuh menjadi menipis, sehingga kadar vitamin A tidak cukup diperoleh dari retina mata untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin.

Kemampuan melihat dalam keadaan samara-samar, dihubungkan dengan ujung-ujung syaraf (red and cone) yang terdapat di retina. Cone terutama berperan dalam cahaya siang dan membedakan warna sedangkan red mengkontrol penglihatan pada malam hari.

Keratomalasia atau buta yang diakibatkan oleh kerusakan kornea yang parah, sering dialami oleh balita, terutama mereka yang baru berusia 6-36 bulan. Semakin muda usia pada saat terjangkit, maka semakin parah penyakitnya dan angka kematian semakin tinggi. Sumber vitamin A tidak hanya terdapat pada buah dan sayuran tetapi juga terdapat pada produk hewani seperti : hati, telur dan susu.







2. Indera Penciuman / Pencium = Hidung
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
3. Indera Pengecap = Lidah
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pait.
4. Indera Pendengaran / Pendengar = Telinga / Kuping
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
Telinga luar atau membrane timpani berfungsi memperbesar getaran suara, Telinga tengah terdiri atas tulang pendengaran yangterdiri atas masrtil, landasan dan sangurdi. Saluran Eustachius merupakan suatu yang menghubungkan rongga telinga tengah dan mulut. Telinga dalam terdiri atas koklea atau rumah siput, terdapat organ kortil. Organ kortil terdiri atas ruang sekala vestibule, skala media, dan skala timpani, pada sekala media terdapat ujung-ujung syaraf pendengaran atau rambut2 pendengaran yang mampu menerima frekuensi suar dari 20Hz-200.000Hz
Alat keseimbangan terdiri atas utrikulus, sakulus dan saluran semi serkuler. Ujung saluransemisir kuler  menggelembung di namakan ampula. Dalamdinding ampula terdapoat butiran CaCO3  yang di namakan otolit, gerakan butiran tersebut berperan dalam bentuk mengontrol gerakan dan kedudukan kepala.
Suara yang di tangkap oleh telinga di teruskan melalui lubang telinga luar dan menggetarkan membrane timpani. Getaran dari membrane timpani tersusun oleh tulang pendengaran yang terdiri dari tulang martil
5. Indera Peraba = Kulit
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll.


Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup kelompok, yakni :
1. Kemoreseptor
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (idung) dan indra pengecap (lidah).
2. Mekanoreseptor
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).
3. Photoreseptor / Fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata.
Alat indra kita merupakan aset terpenting tubuh kita oleh sebab itu jagalah kesehatan alat indera kita agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik.

gastro III

disusun oleh 
lely simaremare
rahayu novalita

HEPAR
          Hepar atau hati terdiri atas tiga lobus. Setiap lobus memiliki saluran untuk mengangkut cairan empedu,yakni duktus hepatikus. Sari-sarimakanan yang diserap oleh usus halus akan melewati hati terlebi dahulu. Pada hati, terdapat kantung empedu (vesika falea) yang mempunyai saluran yang dinamakan duktus sistikus. Duktus hepatikus dan duktus sistikus bermuara padasaluran besar yang dinamakan duktus koleodosus.
            Fungsi hati yang lain , yakni mkenghancurkan eritrosit yang sudah rusak, menyimpan glikogen menjadi cadangan makanan, dan pada embrio membentuk eritrosit.
            Pengeluaran cairan empedu dipengaruhi oleh kolesitokinin , aktifitas pembentukan cairan empedu dalam hati di rangsang oleh hormone hepatokinin

Sumber: The visual diktionari of human anatomy, 1996
Empedu
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Fungsi empedu adalah menyederhanakan molekul lemak atau mengemulsikan lemak, bertindak sebagai penyedia larutan penyangga (buffer), membantu penyerapan vitamin K, dan member warna pada feses (tinja).
Pengeluaran cairan empedu dipengaruhi oleh kolesitokinin , aktifitas pembentukan cairan empedu dalam hati di rangsang oleh hormone hepatokinin


PANKREAS
            Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki fungsi utama yakni untuk menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin dan glukagon. Panckreas juga mengsekresikan hormon amilin, somatostatin, dan polipeptida pankreas.
Pankreas merupakan kelenjar yang besifat endokrin dan eksokrin. Bersifat endokrin karena dari pulau langerans di hasilkan hormone insulin dan hormone glukogen yang akan dimasukan ke darah. Bersifat eksokrin karena menghasilkan enzim pencernaan. Keluarnya enzim dari pancreas karena dipengaruhi oleh hormon pancreas.



            Pankreasmenghasilkan enzim pencernaan sebagai berikut :
A.Tripsinogen, diaktifkan oleh enzyme ent5eroksinasi menjadi tripsin. Senyawa protein diubah oleh tripsin menjadi dipeptida.
B. Kimotripsinogen, diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin yang berfungsi membantu tripsin.
C. Peptidase, berperan mengubah senyawa peptide menjadi asam amino.
D. Lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol


E. Amilase, berfungsi mengubah amilum menjadi maltose.
F. Nuklease, barfungsi memecah asam nukleat menjadi nukleotida.
G.NaHCO3 atau KHCO3 atau ion bikarbonat HCO3- berfungsi menetralkan suasana asam yang berasal dari lambung.
Pankreas terdiri dari :
a.Kepala pankreas
Merupakan bagian yang paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum dan yang praktis melingkarinya.
b. Badan pankreas
Merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.
c. Ekor pankreas
Merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri dan yang sebenarnya menyentuh limpa. Pada pankreas terdapat dua saluran yang mengalirkan hasil sekresi pankreas ke dalam duodenum :
Ductus Wirsung, yang bersatu dengan duktus choledukus, kemudian masuk ke dalam duodenum melalui sphincter oddi. Ductus Sartorini, yang lebih kecil langsung masuk ke dalam duodenum di sebelah atas sphincter oddi. Saluran ini memberi petunjuk dari pankreas dan mengosongkan duodenum sekitar 2,5 cm di atas ampulla hepatopankreatik.
Ada dua jaringan utama yang menyusun pankreas :
·         Asini berfungsi untuk mensekresi getah pecernaan dalam duodenum.
·         Pulau Langerhans




Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Beberapa fungsi dari pankreas adalah :
  • Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucagon, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.
  • Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk merubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.
·         Pulau Langerhans adalah kumpulan sel berbentuk ovoid, berukuran 76×175 mm dan berdiameter 20 sampai 300 mikron tersebar di seluruh pankreas, walaupun lebih banyak ditemukan di ekor daripada kepala dan badan pankreas. Pulau-pulau ini menyusun 1-2% berat pankreas. Pada manusia terdapat 1-2 juta pulau. Masing-masing memiliki pasokan darah yang besar; dan darah dari pulau Langerhans, seperti darah dari saluran cerna tetapi tidak seperti darah dari organ endokrin lain, mengalir ke vena hepatika. Sel-sel dalam pulau dapat dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya. Pada manusia paling sedikit terdapat empat jenis sel : sel A (alfa), B (beta), D (delta), dan F. Sel A mensekresikan glukagon, sel B mensekresikan insulin, sel D mensekresikan somastostatin, dan sel F mensekresikan polipeptida pankreas. Sel B yang merupakan sel terbanyak dan membentuk 60-70% sel dalam pulau, umumnya terletak di bagian tengah pulau. Sel-sel ini cenderung dikelilingi oleh sel A yang membentuk 20% dari sel total, serta sel D dan F yang lebih jarang ditemukan. Pulau-pulau yang kaya akan sel A secara embriologis berasal dari tonjolan pankreas dorsal, dan pulau yang kaya akan sel F berasal dari tonjolan pankreas ventral. Kedua tonjolan ini berasal dari tempat yang berbeda di duodenum.
·         Granula sel B adalah paket-paket insulin dalam sitoplasma sel. Di dalam sel B molekul insulin membentuk polimer dan juga berikatan dengan seng. Perbedaan dalam bentuk paket mungkin disebabkan perbedaan ukuran agregat seng atau polimer insulin.

Granula A yang mengandung glukagon berbentuk relatif seragam dari spesies ke spesies. Sel D juga mengandung banyak granula yang relatif homogen.
·         Sel beta yang ada di pulau langerhans memproduksi hormon insulin yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah dan secara fisiologi memiliki peranan yang berlawanan dengan glukosa. Insulin menurunkan kadar gula darah dengan beberapa cara. Insulin mempercepat transportasi glukosa dari darah ke dalam sel, khususnya serabut otot rangka glukosa masuk ke dalam sel tergantung dari keberadaan reseptor insulin yang ada di permukaan sel target. Insulin juga mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen, menurunkan glycogenolysis dan gluconeogenesis, menstimulasi perubahan glukosa atau zat gizi lainnya ke dalam asam lemak (lipogenesis), dan membantu menstimulasi sintesis protein.
·         Pengaturan sekresi insulin seperti sekresi glukagon yaitu langsung ditentukan oleh kadar gula dalam darah dan berdasarkan dari mekanisme umpan balik (feed back negative system). Bagaimana pun hormon lainnya secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi produksi insulin. Sebagai contoh hormon pertumbuhan manusia (HGH) meningkatkan kadar glukosa darah dan meningkatnya kadar glukosa mengerakkan (menyebabkan) sekresi insulin. Hormon adrenocorticotropi (ACTH) yang distimulasi oleh sekresi glukocortikoid menghasilkan hyperglikemia dan secara tidak langsung juga menstimulasi pelepasan insulin. Peningkatan kadar asam amino dalam darah menstimulasi pelepasan insulin. Hormon-hormon pencernaan seperti stomatch dan interstinal gastrin, sekretin, cholecystokinin (CCK) dan Gastric Inhibitory Peptide (GIP) juga menstimulasi sekresi insulin, GHIH (Somatostatin) menghalangi sekresi insulin.




Pankreas sebagai Pengatur Kadar Gula Darah

Kalenjar pankreas terletak pada bagian belakang lambung dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu acapkali disebut pulau-pulau Langerhans. Dinamakan Langerhans atas penemunya, Paul Langerhans pada tahun 1869. Setiap pulau berisikan sel beta yang berfungsi mengeluarkan hormon insulin dan amilin. Dimana hormon insulin memegang peran penting dalam mengatur kadar glukosa darah.
Tiap pankreas mengandung lebih kurang 100.000 pulau Langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta. Disamping sel beta ada juga sel alfa yang memproduksi glukagon yang bekerja sebaliknya dari insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel delta yang mengeluarkan somatostatin dan sel PP yang mengsekresi hormon polipeptida pankreas.



Insulin Mengatur Gula Darah

struktur kovalen insulin manusia
Insulin tidak hanya terdapat pada manusia, namun juga dapat ditemui pada sapi dan babi. Adanya sejumlah besar insulin pada binatang tersebut untuk diteliti, telah memberikan pengaruh yang sama dramatiknya dalam bidang riset biomedik. Insulin merupakan protein pertama yang terbukti mempunyai kerja hormonal, protein pertama yang dihablurkan (Abel, 1926), protein pertama yang dirangkaikan (Sanger et al, 1955), protein pertama yang disintesis dengan teknik kimia (Du et al, Zahn, Katsoyanis;ca 1964), protein pertama yang ternyata dapat disintesis dalam bentuk molekul prekursor yang besar (Steiner et al, 1967), dan protein pertama yang dibuat untuk pemakaian komersial dengan teknologi DNA rekombinan. Walaupun daftar “pertama” tersebut sangat mengesankan, namun pengetahuan mengenai cara kerja insulin pada tingkat molekular jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan hormon lainnya pada tingkat tersebut.
Sintesis Insulin
  1. Insulin disintesis oleh sel-sel beta, terutama ditranslasikan ribosom yang melekat pada retikulum endoplasma (mirip sintesis protein) dan menghasilkan praprohormon insulin dengan berat molekul sekitar 11.500.

  1. Kemudian praprohormon diarahkan oleh rangkaian “pemandu” yang bersifat hidrofibik dan mengandung 23 asam amino ke dalam sisterna retikulum endoplasma.
  2. Di retikulum endoplasma, praprohormon ini dirubah menjadi proinsulin dengan berat molekul kira-kira 9000 dan dikeluarkan dari retikulum endoplasma.
  3. Molekul proinsulin diangkut ke aparatus golgi, di sini proteolisis serta pengemasan ke dalam granul sekretorik dimulai.
  4. Di aparatus golgi, proinsulin yang semua tersusun oleh rantai B—peptida (C) penghubung—rantai A, akan dipisahkan oleh enzim mirip tripsin dan enzim mirip karboksipeptidase.
  5. Pemisahan itu akan menghasilkan insulin heterodimer (AB) dan C peptida. Peptida-C dengan jumlah ekuimolar tetap terdapat dalam granul, tetapi tidak mempunyai aktivitas biologik yang diketahui.
Sekresi Insulin


Kerja Insulin



Sekresi insulin merupakan proses yang memerlukan energi dengan melibatkan sistem mikrotubulus-mikrofilamen dalam sel B pada pulau Lengerhans. Sejumlah intermediet turut membantu pelepasan insulin.
  • Glukosa: apabila kadar glukosa darah melewati ambang batas normal—yaitu 80-100 mg/dL–maka insulin akan dikeluarkan dan akan mencapai kerja maksimal pada kadar glukosa 300-500 mg/dL.
  • Faktor Hormonal: ada beberapa hormon yang meningkatkan insulin dalam darah, yaitu epinefrin (meningkatkan cAMP intrasel), kortisol, laktogen plesenta, esterogen dan progestatin.
  • Prefarat Farmakologi: banyak obat merangsang sekresi insulin, tetapi preparat yang digunakan paling sering untuk terapi diabetes pada manusia adalah senyawa sulfaonilurea.

Kerja dan Metabolisme Insulin
Insulin merupakan hormon yang berfungsi sebagai second messenger yang merangsang dengan potensial listrik. Beberapa peristiwa yang terjadi setelah insulin berikatan dengan reseptor membran:
  • Terjadi perubahan bentuk reseptor.
  • Reseptor akan berikatan silang dan membentuk mikroagregat.
  • Reseptor diinternalisasi.
  • Dihasilkan satu atau lebih sinyal. Setelah peristiwa tersebut, glukosa akan masuk ke dalam sel dan membentuki glikogen.


Insulin yang telah terpakai maupun yang tidak terpakai, akan dimetabolisme. Ada dua mekanisme untuk metabolisme insulin:
  1. Melibatkan enzim protese spesifik-insulin yang terdapat pada banyak jaringan, tetapi banyak terdapat pada hati, ginjal, dan plasenta.
  2. Melibatkan enzim hepatik glutation-insulin transhidrogenase, yang mereduksi ikatan disulfida, dan kemudian rantai A dan B masing-masing diuraikan dengan cepat.
Fungsi Insulin: stimulasi glikogenesis, lipogenesis, dan sintesis protein.
Glukagon
Glukagon adalah antagonis dari insulin, yang tersusun atas 29 asam amino. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam darah. Enzim ini diproduksi di sel A dari pankreas. Glukagon melewati dalam proses sintesisnya yang disebut sebagai limited proteolyse, yang artinya molekul glukagon berasal dari prohormon. Gen untuk glukagon selain di pankreas juga terdapat di otak dan sel enteroendokrin L di sistem pencernaan (Ileum dan Kolon).





Regulasi
  • Stimulus untuk sekresi dari glukagon adalah hipoglikemia atau jika konsentrasi asam amino turun di dalam darah setelah konsumsi makanan yang kaya protein. Walaupun begitu konsumsi makanan yang kaya mengandung protein tidak hanya menstimulasi pengeluaran hormon glukagon tetapi juga hormon insulin. Transmitter Hormon sistem saraf autonom seperti asetilkolin dan adrenalin lewat ß2 reseptor juga menstimulasi pengeluaran hormon glukagon. Selain itu juga sederetan hormon berikut yang diciptakan di sistem pencernaan gastrin, CCK, GIP, dan GH.
  • Inhibitor atau yang menghambat sekresi glukagon adalah hiperglikemia atau jika konsentrasi gula darah naik. Selanjutnya juga hormon insulin yang antagonisnya, somatostatin, GLP-1, GABA, sekretin, dan waktu makan yang kaya kandungan karbohidrat.
Fungsi Glukagon: melawan kerja insulin (stimulasi glikogenolisis dan lipolisis), stimulasi glukoneogenik.
Somatostatin
Prosomatostatin mempunyai 28 rantai asam amino, kemudian dirubah menjadi 14 asam amino. Proses sitesis ini berlangsung di dalan sel D pada pulau Langerhans atau di hipotalamus dan GIT.
Fungsi Somastotatin
  • menghambat sekresi hormon pertumbuhan
  • memperlambat pengosongan lambung
  • menurunkan produksi asam lambung dan gastrin
  • mengurangi sekresi pankreas eksokrin
  • menurunkan aliran darah alat-alat dalam
  • memperlambat absorpsi xilosa

Polipeptida Pankreas
Polipeptida pankreas mempunyai 36 asam amino, yang dihasilkan oleh sel F (sel PP). Sekresi hormon ini akan meningkat pada usia tua, penyalahgunaan narkoba, diare, hypoglycemia, GGK, dan inflamasi.
Fungsi Polipeptida Pankreas: menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi enzim pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran pencernaan.

























Daftar Pustaka

Brown, Lobster (penyunting). 1992. Tantangan Masalah Lingkungan Hidup.Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Simamura, P. 1985. Ilmu Bumi Alam. Jakarta :CV Pejuang Bangsa.
____. Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi. Jakarta : Intermasa.
Surastomo Hadisumarno. 1988. Geografi Seri Kepulauan Indonesia.          
            Jakarta : PT Intermasa.
Tim Redaksi Tira Pustaka. 2002. Cuaca dan Iklim. Jakarta : Tira      Pustaka.
Zen, M.T. 1981. Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup. Jakarta :    Gramedia.