Jumat, 07 Januari 2011

GASTROINTENSIAL I (Mulut, Kerongkongan, Lambung) MARINTAN, RIENY AND OKTAVIANI


Gastrointensial I
Mulut, Kerongkongan dan Lambung
( Biomedik 10 )
Kelompok 6




Disusun Oleh :
Marintan Apriani ( 2010-21-009 )
Oktaviani Naulita ( 2010-21-010 )
Stephanie P. Rieny J. ( 2010-21-013 )

Program Studi  S1 ILMU GIZI
STIK Sint Carolus
JAKARTA
2010
Gastrointensial I
Mulut, Kerongkongan dan Lambung

Saluran pencernaan makanan menerima makanan dari luar dan mempersiapkan bahan makanan untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (menguyah, menelan, dan penyerapan) dengan bantuan zat cair yang terdapat mulai dari mulut sampai ke anus. Setiap sel dalam tubuh memerlukan suplai makanan yang terus-menerus untuk bertahan hidup. Makanan tersebut memberikan energi, menambah jaringan baru, mengganti jaringan yang rusak, dan untuk pertumbuhan.
Fungsi utama pencernaan adalah menyediakan zat nutrisi yang sudah dicerna secara berkesinambungan untuk didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi dengan unsur-unsur air, elektrolit, dan zat gizi. Sebelum zat ini diserap oleh tubuh, makanan harus bergerak sepanjang saluran pencernaan
Makanan yang kita makan harus diubah terlebih dahulu menjadi benda cair agar dapat diserap (diabsorpsi). Zat makanan tersebut mengalami perubahan kimiawi dan fisik sepanjang saluran pencernaan. Zat makanan merupakan sumber energi dari sel yang membentuk adenosin trifosfat (ATP) untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tubuh, untuk mempertahankan suhu tubuh, dan energi untuk bekerja dan bergerak
Pembuangan sisa makanan dari metabolisme akan diekskresikan melalui saluran akhir sistem pencernaan dalam bentuk feses. Selain itu juga melalui paru-paru dan ginjal dalam bentuk karbon dioksida dan urine



Proses Pencernaan
Peristiwa yang terjadi dalam sistem pencernaan meliputi pergerakan makan, sekresi getah cerna, penceranaan, dan absorpsi
1.      Pergerakan makan: mendorong isinya ke depan dengan kecepatan yang tidak sama mencampur makanan dengan liur, dan membantu observasi dengan cara mendekatkan seluruh isi lumen ke permukaan saluran pencernaan dengan bantuan kontraksi otot polos dinding saluran pencernaan
2.      Sekresi getah cerna: sekersi getah cerna ini dilakukan oleh kelenjar-kelenjar mulai dari mulut sampai ke ileum. Getah yang disekresikan antara lain: air, elektrolit, dan bahan-bahan tertentu seperti, enzim dan getah empedu (mukus)
3.      Pencernaan: proses pencernaan adalah proses pemecahan secara mekanik dan kimia. Moleku-molekul besar yang masuk saluran pencernaan diubah menjadi molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh dinding saluran pencernaan
4.      Absorpsi: makanan yang telah mengalami perubahan dalam proses penyerapan hasil pencernaan dari lumen akan menembus lapisan epitel dan masuk ke dalam darah atau cairan limfe. Permukaan saluran pencernaan biasanya tidak rata/licin , tetapi berlekuk-lekuk sehingga menambah luas permukaan yang tersedia untuk absorpsi
Lapisan Dinding Saluran Penceraan
Secara umum dinding saluran pencernaan terdiri atas 4 lapian yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda
1.      Tunika mukosa: merupakan mukosa lapisan dalam yang diliputi lapisan epitel, menyekresi mukus, dan melepaskan hormon kedalam darah membentuk kelenjar eksokrin untuk menyekresi asam,enzim,air,dan ion-ion kedalam lumen. Lapisan ini berfungsi melindungi saluran pencernaan terhadap gesekan makanan yang keras.
2.      Tunika submukosa: merupakan jaringan ikat kedua sebelah dalam yang dilalui pembuluh darah dan pembuluh limfe yang besar, cabangnya menembus lapisan mukosa. Pada bagian dalam submukosa terdapat jala-jala sel saraf (pleksus submukosa). Lapisan ini mempunyai dua lapisan yaitu lapisan otot longitudinal dan sirkuler (oblique).
3.      Tunika muskalaris: lapisan ini merupakan lapisan otot. Kontraksinya menimbulkan gaya mendorong untuk memindahkan isi saluran pencernaan. Lapisan ini membentuk sistem saraf enterik untuk membantu mengintegrasikan keaktifan motorik dan sekretorik sistem pencernaan.
4.      Tunika surosa: lapisan ini merupakan lapisan luar jaringan ikat yang mengelilingi saluran pencernaan. Lapisan yang sangat tipis disebut peritoneum (adventisia). Lapisan ini menyekresi cairan serosa untuk membasahi dan mencegah gesekan organ pencernaan dan alat dalam sekitarnya.
Organ Pencernaan Awal
§   Mulut
Mulut merupakan organ pertama dari saluran pencernaan yang letaknya meluas dari bibir sampai istmus fausium yaitu perbatasan mulut dengan faring
Mulut terdiri atas dua bagian yaitu :
1.      Vestibulum oris
Vestibulum oris terletak diantara bibir dan pipi bagian luar, gusi, dan gigi dibagian dalam, bagian atas dan bawah dibatasi lipatan membran mukosa bibir pipi dan gusi. Pipi membentuk lateral vestibulum yang disusun oleh muskulus buksinator dan dilapisi oleh membran mukosa. Sebelah luar muskulus buksinator ditutupi oleh fasia bukofaringealis yang berhadapan dengan gigi molar kedua dan bagian atas terdapat papila kecil tempat bermuaranya duktus glandula parotis.

2.      Kapitas oris propia
Bagian ini ada diantara arkus alviolaris, gusi, dan gigi yang memiliki atap yang dibentuk oleh palatum durum (palatum keras) pada bagian depan dan palatum molle (palatum lunak) pada bagian belakang. Sebagian besar dasar mulut dibentuk oleh anterior lidah dan lipatan membran mukosa. Pada garis tengah lipatan balik membran mukosa, sisi lidah pada gusi terdapat diatas mandibula. Pada garis tengah lipatan  membran mukosa terdapat frenolum lingua yang mrnghubungkan permukaan bawah lidah dengan dasar mulut. Dikiri dan dikanan prenolum lingua terdapat papila kecil yang bagian puncaknya bermuara pada duktus glandula submandibularis.
Organ Kelengkapan Mulut
1.      Bibir : Bagian eksternal ditutupi oleh kulit sedangkan bagian internal oleh jaringan epitel yang mengandung mukosa. Bagian ini memiliki banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf sensorik. Pada kavum oris terdapat dua buah palatum (tulang langit) yaitu palatum durum dan palatum molle.
a.      Palatum durum (palatum  keras) : Tersusun dari tulang keras, dibentuk oleh prosesus palatinus dari os palatum, berbentuk lengkung dilapisi oleh selaput mukosa dan periosteum, bagian belakangnya terdapat banyak kelenjar palatina.
b.      Palatum molle (palatum lunak) : Bagian depan bersatu dengan palatum durum, sedangkan bagian belakang membentuk istmus fausium berhubungan dengan faring yang terdiri atas jaringan fibrosa dan jaringan mukosa. Pada ujungnya terdapat anak lidah (uvula). Pada tiap sisi uvula terdapat dua lipatan yaitu arkus palatoglosus dan arkus palatofaringeus.
2.      Pipi : Merupakan kelengakapan mulut bagian luar yang dilapisi oleh kulit. Bagian dalam oleh jaringan epitel yang mengandung selaput lendir (membran mukosa). Otot pengunyah memanjang dari maksila ke mandibula dan sifatnya lebih elastis. Muskulus buksinator membentuk  basis otot pipi sebelah luar. Pipi memiliki fasia bukofaringeal dengan jaringan lemak korpus adiposa.
3.      Gigi : Merupakan alat bantu yang berfungsi untuk mengunyah dan bebicara
Terdiri dari dua yaitu :
-          Gigi sulung
-          Gigi permanen
a.      Gigi sulung (gigi susu) : Tumbuh sejak umur 6 – 8 bulan dan lengkap umur 2.5 tahun
Terdiri atas:
·         Gigi seri / dens insisivus : Bentuknya seperti pahat, gunanya untuk memotong;
·         Taring / dens kaninus : Bentuknya panjang dan kuat, gunanya untuk memotong;
·         Geraham / dens molare : Untuk menggiling dan menghancurkan makanan.
b.      Gigi permanen (gigi tetap) : Tumbuh pada umur 6 – 18 tahun, berjumblah 32 buah. Susunannya sama dengan gigi susu ditambah dengan geraham premolar sebanyak 12 buah. Gigi permanen merupakan penyempurnaan dari gigi susu.
Gigi  dan geraham terletak dalam alveolus dentis dari tulang maksila dan mandibula. Gigi mempunyai satu akar sedangkan geraham mempunyai 2 -3 akar.
Gigi dibedakan menjadi 4 macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang.
# Gigi seri adalah gigi yang berbentuk seperti pahat, berfungsi untuk memotong dan menggi-git makanan.
# Gigi taring adalah gigi yang berbentuk seperti pahat runcing, berfungsi untuk mengoyak makanan.
# Gigi geraham (depan dan belakang) adalah gigi bentuknya agak silindris, berfungsi untuk mengunyah makanan.

Bagian-bagian gigi secara umum dibedakan menjadi 3, yaitu mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks).
# Mahkota gigi adalah bagian gigi yang tampak dari luar.
# Leher gigi adalah bagian gigi yang dilindungi gusi.
# Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.

Susunan gigi pada manusia berbeda-beda sesuai dengan usia.
# Susunan gigi anak-anak (+- 6 tahun): 2   1 2  2 1   2 : rahang atas
                                                          g   t  s  s  t   g
                                                          2   1 2  2 1   2 : rahang bawah
            Keterangan: g=geraham, s=seri, t=taring
# Susunan gigi orang dewasa: 3   2   1   2   2   1   2   3 : rahang atas
                                             gb gd   t   s   s    t  gd  gb
                                             3   2   1   2   2   1   2   3 : rahang bawah
            Keterangan: gb=geraham belakang, gd= geraham depan, t=taring, s= seri

4.      Lidah: terdapat dalam kavum oris. Lidah terdiri atas susunan otot serat lintang yang kasar dilengkapi dengan mukosa lidah yang berperan dalam proses mekanisme pencernaan dimulut dengan menggerakan kesegala arah.
Bagian – bagian lidah :
a.      Pangkal lidah (radiks lingua): pada pangkal lidah terdapat anak lidah atau epiglotis yang berfungsi menutup jalan pernapasan pada waktu menelan, supaya makanan tidak masu kejalan pernapasan.
b.      Badan lidah (dorsum lingua): pada bagian ini terdapat puting –puting pengecap untuk menentukan rasa makanan (asam,manis,pahit, dan asin).
c.       Ujung lidah (apeks lingua): membantu membalikan makanan, proses berbicara, merasakan makanan, dan membantu proses menelan.
Papila pada permukaan lidah terdiri atas:
a.      Papila filiformis: tersebar diseluruh permuaan lidah
b.      Papila fungiformis: terdapat pada tepi  lidah bagian apeks
c.       Papila sirkumvalate: terdapat didepan sulkus terminalis lidah
d.      Papila foliatea: terdapat ditepi samping posterior lidah

5.      Kelenjar ludah (saliva): kelenjar yang menyekresi larutan mokus kedalam mulut bertujuan membasahi dan melumasi partikel makanan sebelum ditelan. Kelenjar ini mengandung lipase lingua untuk memcerna lemak ptyalin/amylase untuk mencerna tepung.
Bagian – bagian dari kelenjar ludah:
a.      Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris) : Kelenjar ini terdapat dibawah rahang atas bagian tengah, salurannya bernama duktus wartoni  yang bermuara pada rongga mulut dekat frenolum lingua
Kelenjar ludah bawah lidah (sublingua): terdapat dibawah selaput lendir dasar rongga mulut, bermuara di dasar rongga mulut dan dipersarafi oleh saraf otonom
b.      Kelenjar parotis : Terletak dibawah bagian depan telinga diantara prosesus mastoid kiri dan kanan dekat os mandibularis. Salurannya bernama duktus stensoni, keluar dari glandula parotis melalui pipi (muskulas buksinator). Sekresi saliva normalnya setiap hari sebesar 1000 – 1500 ml.
Kelenjar ludah menghasilkan ludah setiap harinya 1-2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.






§   Esofagus
Esofagus (kerongkongan merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring, panjangnya kira – kira 25 cm dengan posisi mulai dari tengah leher sampai ujung bawah rongga dada dibelakang trakea. Fungsi  esofagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjakan sepanjang esofagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.
Sekresi  esofagus bersifat mukoid  yaitu memberi pelumas untuk pergerakan makanan melalui esofagus. Pada permulaan esofagus terdapat kelenjar mukosa komposita. Bagian badan utamanya dibatasi oleh banyak kelenjar mukosa simplek yang berfungsi untuk mencegah sekresi mukosa oleh makanan yang baru masuk. Kelenjar komposit a yang terletak pada perbatasan esofagus dengan lambung berfungsi untuk melindungi esofagus dari pencernaan getah lambung. Pada peralihan esofagus kelambung terdapat sfingter kardiak yang dibentuk oleh lapisan otot sirkuler esofagus. Sfingter terbuka secara refleks pada akhir proses menelan. Tunika mukosa esofagus mempunyai epitel gepeng berlapis yang mengandung kelenjar – kelenjar (landula esofagus) lapisan dinding esofagus dari dalam keluar :
1.      Lapisan selaput (mukosa)
2.      Lapisan submukosa
3.      Lapisan otot melingkar (muskular sirkuler)
4.      Lapisan otot memanjang (muskular longitudinal)

Fungsi Sfingter  Esofagus
Pada bagian bawah 2,5 cm diatas lambung terdapat otot sirkuler esofagus  yang berfungsi sebagai sfingter esofagus bawah yang secara otomatis menutup apabila gelombang menelan berjalan menuruni esofagus. Relaksasi reseptif merupakan isyarat rangsangan dari nervus mesenterikus untuk merelaksasi sfingter esofagus, sebelum gelombang peristaltik dilakukan agar makanan yang ditelan mudah masuk lambung. Fungsi utama sfingter esofagus bawah adalah mencegah isi lambung naik lagi kedalam esofagus. Isi lambung sangat asam dan banyak mengandung enzim proteolitik. Esofagus tidak mampu menahan kerja pencernaan lambung pada waktu lama.
§   Lambung (ventrikulus)
                        Sebuah kantong muskular yang letaknya antara esofagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen, dibawah diafragma bagian depan pankreas dan limfa. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, terutama didaerah epigaster. Variasi dari bentuk lambung sesuai dengan jumlah makanan yang masuk, adanya gelombang peristaltik tekanan organ lain, dan poster tubuh.
Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yabf menyusun lambung yaitu otot memanjang, otot melingkar dan otot menyerong. Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimia yang dihasilkan oleh lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan oleh lambung adalah :
·         Asam HCl : Mengaktifkan pepsinogen jumenjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
·         Lipase : Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.
·         Renin : Mengendapkan protein pada susu (kasein) dan air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
·         Mukus : Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat HCl.
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
Struktur Lambung
1.      Fundus ventrikuli : Bagian ini menonjol keatas, terletak disebelah kiri jantung, biasanya berisi gas. Pada perbatasan dengan esofagus terdapat katup sfingter kardiak.
2.      Korpus ventrikuli : Bagian ini merupakan segitiga osteum kardiakum. Suatu lekukan padat pada bawah kurvatura minor merupakan bagian utama dari lambung
3.      Antrum pilorus : Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus. Antrum pilorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut ke duodenum
4.      Kurvatura minor : Ada disebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak sampai ke pilorus. Kulvatura minor dihubungkan ke hati oleh osteum minor, suatu lipatan ganda dari peritoneum
5.      Kurvatura mayor : Bagian ini terbentang pada sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Kurvatura mayor lebih panjang dari kulvatura minor dan dihubungkan dengan kolon transversum oleh omentum mayor, lipatan ganda dari peritoneum
6.      Osteum kardiakum : Osteum ini merupakan tempat esofagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorus  yang tidak mempunyai sfingter khusus, tetapi hanya berbentuk cincin yang membuka dan menutup osteum dengan cara kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serat otot pada dasar esofagus.



Lapisan Lambung
1.      Lapisan selaput lendir( mukosa)
Bila lambung dikosongkan lapisan ini berlipat – lipat yang disebut rugae
2.      Lipatan otot melingkar (muskular aurikularis)
Lapisan ini merupakan jaringan otot yang kuat
3.      Lapisan otot miring (muskulus oblingue)
Mempunyai otot bergaris miring
4.      Lapisan otot memanjang (muskulus longitudinal)
Lapisan ini merupakan susunan lapisan otot lambung yang panjang
5.      Jaringan ikat (peritoneum/serosa)
Jaringan ini melapisi lambung bagian luar
Sekresi Getah Lambung
Sekresi getah lambung adalah melihat, mencium, dan merasakan makan maka sekresi lambung akan teransang karena pengaruh saraf sehingga menimbulkan ransangan kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon
Sekresi getah lambung mengalami 3 fase:
1.      Fase serebral : Rangsangan dari makanan menyebabkan stimulus merambat dari otak ke nervus vagus yang merupakan kelenjar yang terstimulasi untuk menyekresi hormon gastrin yang disekresi oleh membran mukosa dan kanalis pilorus lambung
2.      Fase gastrik :  Pada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi.
3.      Fase intestinal : Masuknya darah kedalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung membentuk lebih banyak gastrin
Gerakan Lambung
Apabila makanan ditelan, otot polos difundus dan korpus lambung secara refleks akan melemah sebelum makanan sampai dilambung sehingga volume getah lambung meningkat 1,5 liter tanpa peningkatan nyata.
            Reseptif relaksasi berlangsung dengan perantaraan nervus vagus dan dikooordinasikan oleh pusat menelan. Setelah lambung terisi penuh maka kontraksi mulai melemah didaerah fundus dan korpus sehingga menekan isi lambung. Kontraksi ini untuk beberapa waktu tidak menimbulkan pencampuran isi lambung dengan getah lambung. Kontraksi akan meningkatkan tonus lambung sampai menyebar kedaerah korpus dan hanya dapat dilewati oleh partikel berukuran kecil (1 mm). Keaktifan diantrum akan mancampur dan mengaduk isi lambung dengan cepat dan cermat dengan sekresi lambung, membelah makanan menjadi partikel yang lebih kecil, dan mencurahkan isi lambung yang sudah dalam bentuk setengah cair (khimus), perlahan masuk ke doudenum karena pompaan antrum pilorus.
Pengosongan Lambung
Sfingter pilorus mengendalikan pengosongan lambung walaupun pilorus tetap terbuka. Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pilorus dan doudenum. Apabila suatu gelombang peristaltik terjadi sangat kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum akan naik dan diikuti oleh kontraksi pilorus lalu mendorong isi antrum yang masih padat ke korpus lambung. Sejumlah kecil isi antrum akan masuk ke duodenum setiap kontraksi. Pengosongan lambung membutuhkan waktu 5 jam dan dapat lebih lama apabila makanan banyak mengandung lemak. Fungsi pilorus pada pengendalian lambung terbatas karena pengosongan berjalan normal walaupun pilorus tetap terbuka. Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pilorus yang berlangsung lebih lama dari konntraksi duodenum.
Pengaturan gerakan dalam pengosongan lambung merupakan kontraksi peritaltik lambung yang dikoordinasikan oleh gelombang depolarisasi gastrik (slow wave). Sel otot polos yang dimulai dari otot sirkulasi pundus menuju pilorus setiap 20 detik, ritme ini disebut Basic Electric Rhytme (BER). Peristaltik antrum slow wave mempunyai peran penting dalam pengendalian pengosongan lambung.
Kecepatan  Pengosongan Lambung
Tergantung pada jenis makanan yang terdapat dalam lambung. Karbohidrat lebih cepat meninggalkan lambung, sedangkan lemak lebih lambat. Keadaan di duodenum dipengaruhi oleh volume peregangan dinding lambung, keasaman lambung hasil pencernaan protein, dan hasil sekresi lemak. Kuatnya keaktifan lambung yang kosong dapat dirasakan dan dapat menimbulkan rasa nyeri secara samar – samar karena disertai rasa lapar.
Pengaturan Sekresi Lambung
Mekanisme saraf : refleks pendek atau lokal dan refeks panjang nervus vagus melibatkan neuron kolinergik yang meransang sekresi HCL, pepsin, dan mukus.
Mekanisme hormonal : hormon gastrin merangsang HCL, pepsin, dan pertumbuhan mukosa lambung. Perangsangan nervus vagus menimbulkan sekresi gastrin dengan perantaraan gastrin releasing peptida.
















Daftar Pustaka
1.       Syaifuddin, 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
2.       www.google.co.id diakses tanggal 08 November 2010 pukul 17.00 WIB
3.       www.free.vlsm.org diases tanggal 08 November  2010 pukul 17.00 WIB



Tidak ada komentar:

Posting Komentar