Jumat, 07 Januari 2011

SISTEM REPRODUKSI MARINTAN, RIENY


Sistem Reproduksi
 ( Biomedik 14 )
Kelompok 6




Disusun Oleh :
Marintan Apriani ( 2010-21-009 )
Stephanie P. Rieny J. ( 2010-21-013 )

Program Studi  S1 ILMU GIZI
STIK Sint CAROLUS
JAKARTA
2010


SISTEM REPRODUKSI
Pengertian
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual.
Anatomi Reproduksi Pria
Alat reproduksi pria hampir seluruhnya berada di luar meliputi bagian-bagian, yaitu :
a. Penis.
Penis merupakan jaringan erektif yang berfungsi untuk deposit sperma dalam hubungan seksual sehingga dapat ditampung dalam liang sanggama. Sebagai alat penting dalam hubungan seks baik untuk kreasi dan prokreasi. Struktur anantominya terdapat bagian yang disebut kapernus yang dapat membesar dan memberikan ketegangan pada penis.
b. Testis.
Disebut juga buah zakar. Testis berada diluar yang dibungkus dengan skrotum yang longgar. Merupakan alat penting untuk membentuk hormon pria yaitu testosteron dan membentuk spermatozoa yaitu bibit dari pria dalam jumlah besar. Spermatozoa yang telah dibentuk disimpan pada saluran testis untuk menampungnya karena spermatozoa tidak tahan pada saluran panas dan suhu yang terlalu dingin. Kulit skrotum yang longgar digunakan untuk mengatur suhu disekitar spermatozoa relative tetap.
c. Epididimis.
Merupakan saluran dengan panjang sekitar 45–50 cm, tempat tumbuh dan berkembanganya spermatozoa sehingga siap untuk melakukan pembuahan.


d. Kelenjar Prostat .
Merupakan pembentuk cairan yang akan bersama-sama keluar saat ejakulasi dalam hubungan seksual. Kelenjar ini berada dibagian dalam dan berfungsi membentuk cairan pendukung spermatozoa.
e. Vas Deferens.
Merupakan kelanjutan dari saluran epididimis yang dapat diraba dari luar. K        ontap (kontrasepsi mantap) pria dilakukan dengan memotong dan menutup s     aluran ini, sehingga tidak mungkin memberikan kehamilan.

Fisiologi Reproduksi Pria
Hormon pada pria
Testosteron
Dihasilkan oleh sel interstisial yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.
          Setelah pubertas, sel interstisial banyak menghasilkan hormon testosteron yang disekresi oleh testis. Sebagian besar testosteron berkaitan longgar dengan protein plasma yang terdapat dalam darah dan sebagian terikat pada jaringan yang dibuahi dalam sel menjadi dehidrasi testosteron. Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat diubah oleh hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresi dalam usus melalui empedu ke dalam urin.
          Fungsi testosteron adalah sebagai berikut.
1.    Efek desensus ( penempatan ) testis. Hal ini menunjukan bahwa testosteron merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan faktor keturunana.
2.    Perkembangan seks primer dan sekunder. Sekresi testosteron setelah pubertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia  20  tahun serta mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.

Hormon Gonadotropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu lutein hormon ( LH ) dan Folikel stimulating hormon ( FSH ). Bila testis dirangsang oleh LH dari kelenjar hipofisis, maka sekresi testosteron selama kehidupan fetus penting untuk peningkatan pembentukan organ seks pria
          Perubahan spermatogenesis menjadi spermatosit  dalam tubulus seminiferus  dirangsang oleh FSH. Namun, FSH tidask dapat menyelesaikan pembentukan spermatoza. Oleh karena itu, testosteron disekresi secara serentak oleh sel interstisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferus. Testosteron diperlukan untuk proses pematangan akhir spermatoza.
Hormon Estrogen
Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang polikel. Hormon ini memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat testosteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus untuk pematangan sperma.
Hormon pertumbuhan
Diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis secara khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatagenesis sendiri. Bila tidak terdapat hormon pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama sekali.
Fisiologi sperma
Mortilitas dan fertilitas sperma terjadi karena gerakan flagella melalui medium cairan. Sperma normal cenderung untuk bergerak  lurus daripada berputar aktivitas ini ditingkatkan dalam medium netral dan sedikit basa. Pada medium yang sangat asam dapat mematikan sperma dengan cepat. aktifitas sperma dapat meningkat bersamaan dengan peningkatan suhu dan kecepatan metabolisme. Sperma pada traktus genitalia wanita hanya dapat hidup 1 – 2 hari.


Fungsi Vesikula Seminalis
Epitel secretorik menyekresi bahan mukus yang mengandung fruktosa, asam sitrat, prostaglandin, dan fibrinogen. Setelah itu vas deferens mengeluarkan sperma dan menambah semen yang diejakulasi, frugtosa, dan gizi – gizi lainya  yang dibutuhkan oleh sperma untuk dibuahi ovum. Prostaglandin membutuhkan proses pembuahan yang bereaksi dengan mukus serviks dan membuat lebih reseptik (menerima) terhadap gerakan sperma untuk menggerakan sperma sampai ke ujung atas tuba falopi dalam waktu 5 menit.
Semen
Cairan semen berasal dari vas deferens dan merupakan cairan yang terakhir diejakulasi. Semen berfungsi untuk menforong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra. Cairan dari vesikula seminalis membuat semen lebih kental. Enzim pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan vesikula seminalis membentuk kuagulum yang lemah.
          Walaupun sperma dapat hidup beberapa minggu dalam duktus genitalia pria sertelah sperma diejakulasi ke dalam semen, akan tetapi jangka hidup sperma maksimal 24 – 48 jam.
Spermatogenesis
Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil dinamankan spermatogenia, manjadi spermatosit, dan membelah diri membentuk dua spermatosit yang masing – masing mengandung 23 kromosom setelah beberapa minggu menjadi spermatozoa. Spermatid pertama kali dibentuk masih memiliki sifat umum sel epiteloid kemudian sitoplasma menghilang lalu spermatid memanjang menjadi spermatozoa yang terdiri atas kepala, leher, badan, ekor.
          Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke seminiferus selama delapan belas jam sampai sepuluh hari hingga mengalami proses pematangan. Epididimis menyekresi cairan yang mengandung hormon, enzim, dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan sperma. Sebagian besar terdapat pada vas deferens dan sebagian kecil di dalam epididimis.
Pematangan Sperma
Setelah terbentuk dalam tubulus seminiferus, sperma membutuhksn waktu beberapa hari untuk melewati epididimis. Sperma bergerak dari tubulus seminiferus ke bagian awal epididimis selama 18 – 24 jam. Sperma memiliki kemampuan motilitas walaupun beberapa faktor menghambat cairan dalam epididimis untuk mencegah mobilitas setelah proses ejakulasi menyekresi cairan yang mrngandung hormon testosteron dan estrogen, enzim – enzim, serta nutrisi khusus untuk pematangan sperma.
Penyimpanan Sperma
kedua testis dapat membentuk sperma ±120 juta setiap hari sejumlah kecil sperma dapat disimpan dalam epididimis, sedangkan sebagian besar sisanya disimpan dalam vas diferens dan ampula vas diferens sehingga dapat mempertahankan fersilitasnya dalam duktus genetali selama satu bulan. Dengan aktifitas seksualitas yang tinggi, penyimpanan hanya dalam beberapa hari saja.
Fungsi Kelenjas Prostat
Kelenjar prostat menghasilkan cairan encer yang mengandung ion sitrat, ion phospat, enzim pembeku, dan provibrinosilin. Selama pengisian kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas diferens sehingga cairan encer dapat dikeluarkan untuk menambah lebih banyak jumblah semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat memungkinkan untuk keberhasilan vertilisasi (gumpalan) ovum karena gumpalan vas deferens sedikit asam. Cairan prostat menetralisir sifat asam dari cairan lain setelah ejakulasi.
Kegiatan Seksual Pria
Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menyebar melalui saraf pudendus melalui pleksus sakralis dari medula spinalils untuk membantu rangsangan aksi seksual dalam mengirim sinyal kemedula dan berfungsi untuk meningkatkan sensasi seksual yang berasal dari struktur interna. Dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan sekret yang menyebabkan keinginan seksual dengan meransang kandung kemih dan mukosa uretra.
          Unsur psikis ransangan seksual : sesuai dengan meningkatnya kemempuan seseoarang untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan atau khayalan akan menyebabkan terjadinya aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran sepanjang mimpi atau khayalan, terutama usia remaja.
          Aksi seksual pada medula spinalis : fungsi otak tidak terlalu penting karena ransangan genital yang menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari makanisme refleks yang sudah terintegrasi pada medula spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat diransang secara psikis dan seksual yang nyata ataupun kombinasi keduanya.
Pengaturan Fungsi Reproduksi
Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari pelepasan hormon gonadotropin (GnRH) oleh hipotalamus lalu meransang kelanjar hipofisis anterior untuk menyekresi lutein hormon, hormon peransang lutein hormon (LH), dan folikel stimulating hormon (FSH). Lutein hormon merupakan ransangan utama untuk sekresi testosteron oleh testis dan folikel stimulating. Hormon yang disekresi akan meransang spermatogenesis.
          Ejakulasi disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual laki – laki. Semen diejakulasikan melalui serangkaian semprotan
1.    Impuls simpatis dari pusat refleks medula spinalis menjalar di sepanjang spinal lumbal (L1 dan L2). Menuju urogenital dan menyebabkan kontraksi peristaltik dalam duktus testis epididimis dan duktus diferens. Kontraksi ini menggerakan sperma di sepanjang saluran.
2.    Impuls parasimpatik menjalar pada pusat dendal dan menyebebkan otot bulbo kavernosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama.
3.    Kontraksi awal pada verikel seminaris, prostat, dan kelenjar bulbo rektalis menyebkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma untuk membentuk semen.
Pengaruh GnRH meningkatkan sekresi LH dan FSH
Hipotalamus melepaskan gonadotropinhormone (GnRH) yang diangkat ke kelenjar hipotalamus anterior untuk meransang pelepasan LH dan FSH dalam darah porta. Perangsangan hormon ini ditentukan oleh frekuensi dan siklus sekresi dan jumlah GnRH yang dilepaskan pada setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasan GnRH lalu sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respones perubahan jangks panjang GnRH.
            Pengaruh hormon gonadotropin terhadap LH dan FSH. Hormon ini disekresi oleh sel – sel yang sama dalam kelenjar hipofisis anterior. LH dan FSH adalah glikoprotein yang berkaitan dengan protein dalam molekul yang sangat bervariasi. Dalam keadaan yang berbeda dapat mengubah kemampuan aktifitas dasar LH maupun FSH hingga mengeluarkan pengaruhnya pada jaringan di dalam testis melalui aktifitas pengaktifan sistem enzim khusus dalam sel – sel target berikutnya.
Pengaruh Spermatogenesis
FSH melekat pada sel – sel tubulus seminiferus. Peningkatan ini mengakibatkan sel tumbuh dan menyekresi berbagai unsur spermatogenik. Secara bersamaan tetosteron berdifusi ke dalam tubulus dalam ruang interstisial yang mempunyai efek tropik terhadap spermatogenesis. Untuk membangkitkan spermatogenesis di butuhkan FSH, sedangkan tostesteron dibutuhkan agar dapat mempertahankan spermatogenesis untuk waktu yang lama.
Sekresi metabolisme dan sifat kimia
Sekresi androgen dalam tubuh memilik efek maskulinisasi termasuk testosteron. Aktifitas maskulinisasi dari semua hormon sangat sedikit yaitu kurang dari 5% seluruh aktifitas tubuh pria dewasa. Sifat kimia androgen adalah senyawa steroid untuk testosteron yang dapat dibentuk dari kolesterol langsung dari asetil koenzim A. Setelah testosteron dimetabolisme dan di sekresi testis, sekitar 97% testosteron akan menjadi lemah ikatanya dengan albumin plasma atau lebih kuat berikatan dengan globulin yang disebut globulin pengikat hormon kelamin dan bersikulasi dengan darah.
            Sebagian besar testosteron yang terikat ke jaringan diubah dalam sel – sel menjadi dehidrotestosteron dalam organ khusus seperti kelenjar prostat pada pria dewasa dan dalam genitalia eksterna pada janin laki – laki. Pembentukan estrogen juga terjadi pada pria. Disamping itu, testosteron dan estrogen ditemukan dalam urine pria. Jumlah estrogen dalam cairan tubulus seminiferus cukup tinggi dan menjalankan perannya dalam spermatogenesis.
Anatomi Alat Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari :
  1. Vagina
Merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara. Vagina merupakan saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui oleh darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda antara tiap wanita. Selaput ini akan robek pada saat kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dsb.
  1.  Vulva
Vulva merupakan suatu daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia (labia mayora dan labia minora), klitoris, daerah ujung luar vagina dan saluran kemih.
·         Mons pubis : gundukan jaringan lemak yang terdapat dibagian bawah perut, Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa.
·         Labia: Lipatan berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis.Terdiri dari dua bibir, yaitu labium mayora (bibir luar) merupakan bibir yang tebal dan besar dan labium minora (bibir dalam), merupakan bibir yang tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina.
·         Klitoris : merupakan organ kecil yang terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis. Ukurannya sebesar kacang polong, penuh dengan sel syaraf sensorik dan pembuluh darah. Organ mungil ini sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual.

Organ reproduksi dalam terdiri dari :
1.    Ovarium
Merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti :
-       Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum.
-       Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan.
2.    Fimbriae
Merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
3.    Infundibulum
Merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae.
4.    Oviduct (Tuba Falopii)
Tuba falopii adalah organ yang dikenal dengan istilah saluran telur. Saluran telur adalah sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10cm yang menghubungkan uterus dengan ovarium melalui fimbria. Merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. Ujung yang satu dari tuba falopii akan bermuara di uterus sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen. Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai yang bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan berguna untuk menangkap sel telur saat dilepaskan oleh ovarium (indung telur). Dari fimbria, telur akan digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
5.    Uterus
Merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :
o    Perimetrium yaitu lapisan yang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
o    Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
o    Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang.
6.    Serviks
Serviks dikenal juga dengan istilah mulut rahim. Disebut demikian karena serviks memang merupakan bagian terdepan dari rahim yang menonjol ke dalam vagina. Sehingga berhubungan dengan bagian vagina. Merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir (mucus). Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastik, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka saat proses persalinan dimulai.
7.    Saluran vagina
Merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina.
8. Klitoris
Merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering disebut dengan klentit.

Fisiologi Alat Reproduksi Wanita
Masa pubertas pada wanita merupakan masa produktif yaitu masa untuk mendapat keturunan, yang berlangsung ±40 tahun. Setelah itu wanita memasuki masa klimaktrium yaitu masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium (kemunduran) , dimana haid berangsur – angsur berhenti selama 1 – 2 bulan dan kemudian berhenti sama sekali, yang disebut menopause. Selanjutnya terjadi kemunduran alat – alat reproduksi, organ tubuh dan kemampuan fisik.
Mentruasi
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya yang disebut mentruasi (haid).
            Pada sirklus mentruasi, selaput lendir rahim terjadi perubahan – perubahan yang berulang – ulang dari hari ke hari. Selama 1 bulan mengalami 4 masa (stadium).
1.     Stadium Mentruasi (Desquamasi).
Pada masa ini, endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tertinggal disebut stratum basale. Stadium ini berlangsung selama 4 hari. Melalui haid, keluar darah, potongan – potongan endrometrium, dan lendir dari serviks. Darah ini tidak membeku karena adanya fermen (biokatalisator) yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan – potongan mukosa. Banyaknya perdarahan selama haid ±50 cc.
2.     Stadium post menstruum (Regenerasi).
Luka yang terjadi karena endometrium terlepas, lalu berangsur – angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru dari sel epitel kelenjar endometrium. Pada masa ini, tebal endometrium kira – kira 0,5 mm. Stadium ini berlangsung selama 4 hari.
3.     Stadium inter menstruum (Ploliferasi).
pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm, kelenjar – kelenjarnya tumbuh lebih cepat dari jaringan lain. Stadium ini berlangsung ±5 – 14 hari dari hari pertama haid.
4.     Stadium pra menstruum (sekresi).
pada stadium ini, endomentrium tetap tebal, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku – liku serta mengeluarkan getah. Dalam endometrium telsh tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini dilakukan untuk mempersiapkan endometrium dalam menerima sel telur.

Lapisan endometrium dapat terlihat yaitu lapisan atas padat (stratum kompaktum) yang hanya ditembus oleh saluran – saluran keluar dari kelanjar. Lapisan stratum spongeosum memiliki banyak lubang – lubang karena terdapat rongga dari kelenjar, sedangkan lapisan bawah disebut stratum basale. Stadium ini berlangsung selama 14 – 28 hari. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium dilepas dengan perdarahan dan berulang lagi siklus mentruasi.

Sirklus Ovarium
Dalam ovarium banyak terdapat sel – sel muda yang dikelilingi oleh sel gepeng, bangunan ini disebut folikel premordial. Sebelum pubertas , ovarium masih dalam keadaan istirahat, sedangkan pada waktu pubertas ovarium berada dibawah pengaruh hormon dari lobus hipofisis anterior yaitu folikel stimulating hormon (FSH). Folikel premodial mulai tumbuh walaupun hanya satu yang matang, kemudian pecah, dan yang lainya mati.
Pematangan Folikel Premodial

Keduanya disentesis dalam ovarium terutama dari kolesterol yang berasal dari darah dalam jumlah kecil yang diperoleh dari asetil koezim A dan membentuk inti steroid yang tepat. Selama sintesis, progesteron dan hormon kelamin pria (testosteron) akan disintesis pertama kali kemudian fase folikular dari siklus ovarium, hampir semua testosteron dan sebagian besar progesteron diubah menjadi estogen oleh sel – sel glanulosa. Selama fase luteal dari siklus, jauh lebih benyak dibentuk progesteron yang semuanya akan diubah dalam plasma wanita oleh ovarium.

Ovulasi
Pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari, sesudah terjadinya menstruasi, tidak berapa lama sebelum ovulasi, dinding luar folikel yang menonjol akan membengkak dengan cepat dan daerah kecil bagian tengah kapsul yang disebut stigma akan menonjol seperti puting. Dalam waktu 30 menit kemudian cairan akan mulai mengalir dari folikel melalui stigma. Sekitar 2 menit kemudian, folikel menjadi lebih kecil karena kehilangan cairannya. Stigma akan robek cukup besar dan cairan yang lebih kental terdapat terdapat dibagian tengah folikel akan mengalami evaginasi keluar dan kedalam adomen. Cairan kental ini membawa ovum yang dikelilingi oleh beberapa ratus sel granulosa kecil yang disebut corona radiata.

Lutein Hormon (LH)
Diperlukan untuk pertumbuhan akhir folikel dan ovulasi kecepatan sekresi LH. Oleh kelenjar hipofisis anterior, jumlah hormon LH akan meningkat dengan cepat, selain itu FSH juga meningkat sekitar 2 – 3 kali lipat pada saat bersamaan. Permulaan ovulasi menunjukan LH dalam jumlah yang besar dan menyebabkan sekresi hormon steroid folikular yang mengandung sejumblah kecil progesteron. Dua peristiwa dibutuhkan untuk ovulasi adalah sebagai baerikut :

1.    Kapsul folikel mulaii melapaskan enzim proteolitik dari lisozim (enzim pencegah baskteri) yang mengakibatkan pelarutan dinding kapsul sehingga terjadi pembengkakan seluruh folikel dan degenerasi dari stigma.
2.    Terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru yang berlangsung cepat ke dalam dinding folikel, pada saat yang sama akan terjadi vasodilatasi sehingga prostaglandin juga akan disekresi dalam jaringan folikular.
Kedua efek ini selanjutnya akan mengakibatkan transudasi plasma ke dalam folikel yang berperan pada pembengkakan folikel, dan pada akhirnya pembengkakan dan degenerasi stigma akan mengakibatkan pecahnya folokel yang disertai dengan pengeluaran ovum.

Pubertas
Pubertas ialah dimulainya kehidupan seksual, sedangkan menarke (menarche) adalah dimulainya menstruasi. Periode pubertas terjadi karena kenaikan sekresi hormon gonadottropin oleh hipofisis, perlahan dimulai pada tahun ke delapan kehidupan dan mencapai puncaknya pada saat terjadinya menstruasi yaitu pada usia 11 – 16 tahun. Pada wanita, kelenjar hipofisis dan ovarium akan mampu menjalankan fungsinya secara penuh apabila diransang secara tepat. Timbulnya pubertas diransang oleh beberapa proses pematangan yang berlangsung di daerah otak yaitu hipotalamus dan sistem limbik yang ditandai dengan hal – hal berikut :
1.    Peningkatan sekresi estrogen pada pubertas
2.    Variasi siklus bulanan
3.    Peningkatan sekresi estrogen lebih lanjut selama beberapa tahun pertama dari kehidupan seksual
4.    Terjadinya penurunan progresif dari sekresi estrogen menjelang akhir kehidupan seksual
5.    Hampir tidak ada sekresi estrogen dan progesteron sesudah menapause

Siklus Seksual Pada Pubertas
Bila lonjakan LH pravulasi tidak cukup besar, ovulasi tidak akan berlangsung, keadaan ini disebut sebagai anovulatorik (tidak ada ovulasi). Variasi siklus seksual terus berlanjut, tetapi mengalami perubahan dengan cara tidak adanya ovulsi sehingga menyebabkan korpus luteum gagal berkembang, sebagai akibatnya hampir tidak ada sekresi progesteron selama bagian akhir dari siklus. Siklus akan memendek beberapa hari, tetapi ritmenya terus berlanjut. Hal ini memungkinkan progesteron tidak dibutuhkan untuk mempertahankan siklus itu sendiri walaupun dapat mengubah ritmenya. Siklus anovulatorik (siklus tidak teratur) biasanya terjadi selama beberpa siklus pertama sesudah pubertas atau beberapa bulan bahkan tahunan sebelum menapause. Hal ini mungkin karena lonjakan LH cukup kuat pada saat itu untuk terjadinya ovulasi.

FSIOLOGI KELENJAR MAMAE
Pada wanita, kelenjar mamae mulai berkembang pada permulaan masa pubertas (adolescence) yaitu pada umur 11 – 12 tahun. Kelenjar mamae tumbuh menjadi besar sebelah lateral linea aksilaris anterior / media sebelah kranial ruang interkostalis III dan sebalah kaudal ruang interkostalis VII – VIII.

Struktur Kelenjar Mamae
Terdapat di atas bagian luar fasia torakalis superfisialis di daerah jaringan lemak subkutis.
·         Ke arah lateral sampai ke linea axksilaris media
·         Medial melewati linea media mencapai kelenjar mamae sisi yang lain
·         Ke arah bawah mencapai daerah aksila (lipatan ketiak)
 Kelenjar mamae menyebar sisekitar areola mamae dan mempunyai lobus antara 15 – 20. Tiap lobus berbentuk piramid dengan puncak mengarah ke areola mamae. Masing – masing lobus dibatasi oleh septum yang terdiri atas jaringan fibrosa yang padat. Serat jaringan ikat fibrosa terbentang dari kulit ke fasia  pektolaris yang menyebar diantara jaringan kelenjar.
            Tiap lobus kelenjar mamae mempunyai saluran keluar yang disebut duktus laktiferus yang bermuara ke papilia mamae. Pada daerah areola mamae, duktus laktiferus melebar disebut sinus laktiferus.di daerah terminalis, lumen sinus ini mengecil dan bercabang – cabang ke alveoli. Diantara jaringan kelenjar dan jaringan fibrosa, ruangannya diisi oleh jaringan lemak yang membentuk postur dari mamae sehingga permukaan mamae terlihat rata. Bagian dalam kelenjar mamae dapat dipisahkan dengan mudah dari fasia dan kedudukan mamae mudah bergeser.

Pembuluh darah mamae
Berasal dari arteri mamaria interna dan arteri torakalis latelaris. Vena supersialis mamae mempunyai banyak anastomosis yang bermuara ke vena mamaria interna dan vena torakalis interna/epigastrika. Sebagian besar vena-vena tersebut bermuara ke vena torakalis latelaris.

Pembuluh limfe mamae
1.    Aliran limfe supervisialis 75 % mengalir ke saluran torakalis lateralis berjalan bersama arteri dan vena di pinggir lateral muskulus faktoralis mayor bermuara di Nn.11 aksilaris dan Nn.suvraklavikularis
2.    Aliran limfe profunda mengalir ke dinding toraks menembus muskulus vektoralis mayor bermuara ke N11 fektorlis sepanjang arteri dan vena mamaria interna
3.    Bagian medial aliran limfe sub kutan berhubungan antara kedua mamae dan bermuara ke nn11 suvra klavikularis

FISIOLOGI LAKTASI
Dua faktor yang diatur oleh hormon dalam produksi air susu dan pengeluaran air susu adalah sebagai berikut:
1.    Produksi air susu (prolaktin)
Dalam fisiologi laktasi, prolaktin merupakan suatu hormon yang di sekresi oleh glandula fituitaria anterior yang penting untuk memproduksi air susu ibu. Kadar hormon ini di dalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan. Kerja hormon ini dihambat oleh plasenta, dengan lepasnya plasenta pada proses persalinan maka kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur turun sampai pada tingkat terendah dan diaktifkannya prolaktin. Kenaikan pemasokan darah yang beredar lewat payudara dapat menyekresi bahan penting untuk pembentukan air susu, globulin, lemak, dan molekul-molekul protein yang akan membengkakkan acini dan mendorong menuju tubuli laktiferus. Kenaikan kadar protein akan menghambat ovulasi sehingga mempunyai fungsi kontrasepsi. Kadar prolaktin paling tinggi terjadi pada waktu malam hari
2.    Pengeluaran air susu (oksitosin)
dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel – sel sekretorik ke papila mamae adalah sebagai berikut :
a.    Tekanan dari belakang : tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli tersebeut ke dalam tubuli laktiferus dan hisapan bayi akan memacu sekresi air susu lebih banyak.
b.    Redfleks neurohormonal : gerakan menghisap bayi akan menghasilkan ransangan saraf yang terdapat di dalam glandula pituitaria posterior. Akibat langsung dari refleks ini adalah dikeluarkanya oktitoksin dari pituilaria posterior. Di sekitar alveoli akan berkontraksi mendorong air susu masuk ke dalam vasa laktiferus, dengan demikian lebih banyak air susu yang mengalir ke dalam ampula. Refleks ini dapat dihambat dengan adanya rasa sakit misalnya jahitan pada perineum. Selain itu sekresi oksitosin juga akan menyebabkan otot uterus berkontraksi dan membantu involusi (kemunduran) uterus selama puerporium (nifas)




Perkembangan Payudara
Perkembangan payudara distimulasikan oleh estrogen yang berasal dari siklus seksual bulanan, dimana akan meransang pertumbuhan kelenjar mamaria dan ditambah dengan deposit lemak untuk memberikan massa pada kelenjar payudara. Pertumbuhan jauh lebih besar terjadi pada masa kehamilan dan jaringan kelenjar hanya berkembang sempurna untuk membentuk air susu. Selama kehamilan, estrogen disekresi oleh plasenta sehingga duktus payudara tumbuh dan berkembang. Hormon prolaktin, glukokortikoid andrenal, dan insulin berperan dalam metabolisme protein dalam perkembangan payudara.

















DAFTAR PUSTAKA

1.    Syaifuddin, 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
2.    http://wikipedia.org/  diakses pada tanggal 17 Desember 2010 pada pukul 21.00 WIB
3.    http://blog.unila.ac.id  diakses pada tanggal 20 Desember 2010 pada pukul 20.50 WIB
4.    http://www.seksehat.info diakses pada tanggal 21 Desember 2010 pada pukul 17.44 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar